Pengertian
Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu yang selanjutnya disingkat PKWTT Menurut
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. KEP.100/MEN/VI/2004
tentang Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dan Peraturan Pemerintah
Nomor 35 tahun 2021 (PP 35/2021) tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih
Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja, yang
merupakan aturan turunan dari UU Cipta Kerja, adalah perjanjian kerja antara
Pekerja dengan Pengusaha untuk mengadakan hubungan Kerja yang bersifat tetap.
Perjanjian
kerja untuk pekerja PKWTT bisa tertulis atau lisan, selain itu hanya jenis
perjanjian ini yang dapat mensyaratkan adanya masa percobaan. Hubungan kerja
yang bersifat tetap ini, tidak ada batasan waktu (bisa sampai usia pensiun atau
bila pekerja meninggal dunia).
Ketika
dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawan dengan hubungan
Perjanjian Kerja Waktu tidak Tertentu (PKWTT) pengusaha wajib memberikan hak
karyawan tersebut yaitu seperti Uang pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja
(UPMK), Uang Penggantian Hak (UPH) dan juga termasuk Uang Pisah. Besaran dan
hak apa saja yang diterima oleh Pekerja tergantung pada penyebab dilakukan PHK.
Pesangon
merupakan bentuk pembayaran berupa
uang yang diberikan kepada pekerja dengan Perjanjian Kerja waktu tidak
tertentu (PKWTT) ketika pekerjaan kerja berakhir atau diakhiri sepihak.
Biasanya, pesangon diberikan sebagai penghargaan atas jasa pekerja, pengakuan
terhadap prestasi yang telah dicapai, atau sebagai pengganti hak-hak tertentu. Besaran
pesangon diatur oleh undang-undang ketenagakerjaan dan aturan turunan turunan
nya yaitu peraturan pemerintah, juga termasuk pada Perjanjian Kerja, Peraturan
Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama.
Dalam
pasal pasal 156 ayat 1 Undang – Undang cipta kerja yang isinya :
“Dalam hal terjadi Pemutusan Hubungan
Kerja, pengusaha wajib membayar uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa
kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima,” jelas
disebutkan kewajiban pengusaha ketika terjadi PHK, pada aturan tersebut secara
jelas diatur kewajiban pengusaha ketika terjadi Pemutusan Hubungan Kerja.
Hak
– hak yang diterima pekerja bisa beragam tergantung pada faktor-faktor penyebab
yaitu misalnya, tergantung lama masa kerja, jenis pekerjaan, kebijakan
perusahaan dan penyebab PHK. Oleh karena itu, penting untuk memahami hal apa
saja penyebab yang dapat mengakibatkan PHK dan Hak apa saja yang diterima ketika
terjadi PHK. Ada beberapa faktor yang menyebabkan dilakukan Pemutusan Hubungan
Kerja dan setiap faktor tersebut memiliki perbedaan hak yang diterima. Berikut hak
yang diterima oleh pekerja ketika dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja berdasarkan
penyebabnya, yaitu sebagai berikut :
No |
Penyebab PHK |
Pesangon |
UPMK |
Uang Pisah |
UPH |
1 |
Perusahaan
melakukan penggabungan |
√ |
√ |
|
√ |
2 |
Perusahaan
diambil alih |
√ |
√ |
|
√ |
3 |
Perusahaan
melakukan efisiensi |
√ |
√ |
|
√ |
4 |
Perusahaan tutup |
√ |
√ |
|
√ |
5 |
Perusahaan tutup
karena Keadaan memaksa (force majeure) |
√ |
√ |
|
√ |
6 |
Perusahaan dalam
keadaan PKPU |
√ |
√ |
|
√ |
7 |
Perusahaan
pailit |
√ |
√ |
|
√ |
8 |
Adanya
permohonan PHK |
√ |
√ |
|
√ |
9 |
Adanya putusan
lembaga PHI |
√ |
√ |
|
√ |
10 |
Pekerja mengundurkan
diri |
|
|
√ |
√ |
11 |
Pekerja mangkir
selama 5 (lima) hari |
|
|
√ |
√ |
12 |
Pekerja melakukan
pelanggaran SP1, SP2, SP3 |
√ |
√ |
|
√ |
|
Pekerja melakukan
pelanggaran berat |
|
|
√ |
√ |
13 |
Pekerja tidak
dapat melakukan pekerjaan selama 6 (enam) bulan akibat ditahan pihak berwajib
dan menyebabkan kerugian perusahaan |
|
|
√ |
√ |
|
Pekerja tidak
dapat melakukan pekerjaan selama 6 (enam) bulan akibat ditahan pihak berwajib
dan tidak menyebabkan kerugian perusahaan |
|
√ |
|
√ |
15 |
Pekerja mengalami
sakit berkepanjangan atau cacat akibat kecelakaan kerja |
√ |
√ |
|
√ |
16 |
Pekerja karena
alasan Pekerja memasuki usia pensiun |
√ |
√ |
|
√ |
17 |
Pekerja meninggal
dunia |
√ |
√ |
|
√ |
Dalam
kasus di mana perusahaan gagal membayar pesangon, ada konsekuensi hukum yang
dapat diterapkan. Oleh karena itu, pekerja yang berhak menerima pesangon harus
mengetahui hak-hak mereka dan memastikan bahwa perusahaan memenuhi kewajibannya.
Melalui pesangon, pekerja dapat menerima penghargaan yang pantas atas jasa
mereka dan memulai langkah baru dalam karir mereka atau memulai bisnis mereka
sendiri.
Apabila ada yang belum
dipahami terkait Hukum Ketenagakerjaan dapat berkonsultasi dengan kami Arzetti
Indonesia Lawfirm, agar dapat memeriksa kesepakatan secara seksama terkait Hak
dan kewajiban.