Pengaturan Pemberian Tunjangan Harian Raya Tahun 2023

Sejak tahun 2016 hingga saat ini, aturan Tunjangan Hari Raya (“THR”) mengacu pada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang  Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Pekerja/Buruh Di Perusahaan (“Permenaker 6/2016”). Aturan ini tidak direvisi, diubah, atau dicabut pada saat pengundangan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan peraturan-peraturan turunannya.

 

Setiap tahunnya, Kementerian Ketenagakerjaan mempunyai kebiasaan untuk mengeluarkan surat edaran yang mengatur tentang THR dengan pengaturan hukum yang berdasarkan pada Permenaker 6/2016 ditambah detail-detail teknis lainnya seperti pengaturan mengenai penangangan keluhan atau satuan tugas. Pada tahun 2023, Kementerian Ketenagakerjaan mengeluarkan Surat Edaran Menaker Nomor M/2/HK.04.00/III/2023 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya Keagamaan Tahun 2023 Bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan (“SE THR 2023”). Dalam SE THR 2023, selain detail https://poskothr.kemnaker.go.id

 

Siapa saja yang berhak mendapatkan THR? Berdasarkan Pasal 2 Permenaker 6/2016 dan SE THR 2023, THR wajib diberikan kepada:

(1) Pengusaha wajib memberikan THR Keagamaan kepada Pekerja/Buruh yang telah mempunyai masa kerja 1 (satu) bulan secara terus menerus atau lebih.

(2) THR Keagamaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Pekerja. Buruh yang mempunyai hubungan kerja dengan Pengusaha berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu.

 

THR wajib diberikan kepada Pekerja/Buruh pada setiap hari raya masing-masing agama. Hari raya masing-masing agama dimana Perusahaan wajib memberikan THR berdasarkan Permenaker 6/2016 adalah sebagai berikut:

1.         Hari Raya Idul Fitri bagi Pekerja/Buruh yang beragama Islam.

2.        Hari Raya Natal bagi Pekerja/Buruh yang beragama Kristen Katholik dan Kristen Protestan

3.        Hari Raya Nyepi bagi Pekerja/Buruh yang beragama Hindu

4.        Hari Raya Waisak bagi Pekerja/Buruh yang beragama Budha,

5.        Hari Raya Imlek bagi Pekerja/Buruh yang beragama Konghucu.

 

Bagaimana untuk perhitungan THR? Berdasarkan Pasal 3 ayat (1) Permenaker 6/2016 dan SE THR 2023, berikut tata cara perhitungan THR:

a. Pekerja/Buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan sebesar 1 (satu) bulan upah;

b. Pekerja/Buruh yang mempunyai masa kerja 1 (satu) bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12 (dua belas) bulan, diberikan secara proporsional sesuai masa kerja dengan perhitungan: masa kerja/12 x 1 bulan upah.